Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menetapkan 7 perusahaan peserta lelang pengadaan satelit multifungsi milik pemerintah.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Anang Lathif mengatakan proyek bernilai Rp6,68 triliun ditawarkan kepada tujuh perusahaan yang rata-rata berbentuk konsorsium. Seperti diketahui, pemerintah telah memulai tahap prakualifikasi pada Agustus dan berakhir pada 3 September.
"7 perusahaan. Benar, rata-rata konsorsium, nilai proyek Rp6,68 T (triliun)," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (5/9/2018).
Tujuh perusahaan tersebut adalah Konsorsium Indosat Lintasarta JSAT Teleglobal, Eutelsat, Konsorsium Bakti Untuk Negeri; Konsorsium Dharma Bakti; Konsorsium PSN, Konsorsium PT Satelit Multimedia Indonesia-APT Satellite Company Limited, dan Viasat.
Ada beberapa persyaratan untuk bisa lolos di tahap prakualifikasi. Dari sisi administratif, pertama, perusahaan harus melengkapi dokumen perusahaan. Kedua, mengikuti ketentuan dalam Peraturan Presiden No.44/2016 bahwa perusahaan lokal harus memiliki saham minimum 33%. Ketiga, setidaknya salah satu dari anggota konsorsium memiliki izin penyelenggara jaringan tetap tertutup atau VSAT.
Dari segi teknis, setidaknya salah satu anggota konsorsium memiliki slot orbit yang siap digunakan. Kemudian, pengalaman mengoperasikan satelit juga pengalaman mengadakan satelit harus dimiliki.
Terakhir, dari sisi finansial, para partisipan harus menyediakan hasil audit kinerja keuangan selama tiga tahun terakhir. Selain itu, partisipan harus mengikuti persyaratan minimum total aset dan aset bersih selama 3 tahun juga surat referensi dari Bank.
Menurutnya, perusahaan yang nantinya akan keluar menjadi pemenang proyek memiliki kemampuan finansial yang mumpuni dan membawa slot orbit sesuai syarat.
Berdasarkan catatan Bisnis, pemenang lelang bakal diumumkan pada pekan kedua Desember 2018.
"Lolos kemampuan finansial yang sudah ditetapkan dan membawa slot orbit sesuai yang dipersyaratkan," kata Anang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
