Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Resesi Amerika Serikat Mencuat, Ini Penjelasannya

Isu resesi Amerika Serikat mencuat, harga emas pun terkerek naik, sedangkan harga logam industri anjlok. Bagaimana sesungguhnya kodnisi ekonomi AS?

Bisnis.com, JAKARTA -- Isu resesi Amerika Serikat sempat mencuat. Hal itu sempat mengerek harga emas, tetapi menekan harga logam industri. Nah, bagaimana kondisi ekonomi AS sesungguhnya?

Sinyal resesi Amerika Serikat muncul setelah jarak antara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan dan imbal hasil obligasi untuk tenor 10 tahun mengalami inversi pertama kalinya sejak 2007.

Inversi adalah kondisi ketika yield obligasi tenor pendek lebih tinggi ketimbang tenor panjang. Kondisi normalnya, obligasi tenor panjang akan lebih tinggi karena memiliki risiko lebih besar ketimbang tenor pendek.

Inversi terjadi karena Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunganya dan memberikan indikasi tidak akan menaikkan pada tahun ini. Padahal, akhir tahun lalu bank sentral AS itu berencana menaikkan suku bunga dua kali pada 2019.

Di luar itu, data ekonomi AS, terutama manufaktur, mengalami perlambatan dan mengecewakan.

Seperti dikutip dari riset harian Asia Trade Point Futures Pejabat The Fed wilayah Boston Eric Rosengren menyebutkan, pertumbuhan ekonomi AS yang melambat telah menumbuhkan kepercayaan diri investor untuk masuk ke aset berisiko.

"Pasca keterangan dari pejabat The Fed itu,pelaku pasar mulai lepas dolar AS dan masuk ke aset berisiko di negara emerging market," ujarnya.

Pada perdagangan Selasa (26/3) sore, indeks dolar AS bergerak stagnan di kisaran 96,56.

Lalu, harga emas mencatatkan penurunan sebesar 0,34% menjadi US$1.317 per troy ounce, sedangkan harga tembaga turun 0,18% menjadi US$285,15 per pon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper