Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Untung Rugi Bangun Properti dengan Teknologi Precast

Teknologi pra cetak bisa menjadi solusi agar pembangunan properti bisa lebih cepat. Namun, ada tarif yang lebih mahal membuat pengembang masih ragu menggunakan teknologi anyar tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA -- Teknologi pra cetak atau precast bisa menjadi solusi untuk membangun properti di Indonesia. Namun, ada beberapa kendala untuk menggencarkan pembangunan dengan metode tersebut.

Direktur Human Capital, INvestasi, dan Pengembangan PT Wijaya Karya Gedung Tbk. Nur Al Fata mengatakan, pembangunan dengan teknologi pra cetak penting untuk mempercepat proses pembangunan. Hal itu bakal membantu pangkas defisit rumah yang jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.

Wika Realty pun bakal membangun rumah untuk apartur sipil negara dan tentara nasional Indonesia di daerah Serpong sebanyak 10 menara dengan metode pra cetak.

Metode pra cetak disebut bisa juga digunakan untuk properti dengan rentang panjang dari ruang pamer sampai kawasan industri untuk gudang modern.

Namun, Nur mengakui biaya teknologi pracetak tergolon lebih mahal dibandingkan dengan konvensional.

"Biayanya lebih tinggi 5% sampai 10% ketimbang metode konvensional. Biaya itu disesuaikan dengan modelnya," ujarnya.

Meskipun begitu, dia menekankan biaya yang lebih mahal itu akan terbayarkan dengan proses pembangunan yang lebih cepat sekitar 30% sampai 40% dari metode tradisional.

"Semakin cepat proses pembangunan, berarti biaya operasional akan lebih hemat. Selain itu, kualitas juga lebih terjamin sehingga biaya perawatan gedung bisa lebih murah," ujarnya.

Sementara itu, respons pengembang properti untuk menggunakan metode pra cetak ini cukup beragam.

Assistant Vice President Marketing PT Agung Podomoro Land Tbk. Alvin Andronicus mengatakan, perseroan berharap industri pra cetak bisa berkembang sehingga pasokan kebutuhan pembangunan dengan metode itu bisa lebih banyak.

"Kelebihannya memang pembangunan bisa lebih cepat dan dari sisi keamanan juga lebih tahan gempa dan kokoh," ujarnya.

Di sisi lain, Direktur PT Metropolitan Land Tbk. Olivia Surodjo mengatakan, hambatan perseroan untuk mengadopsi teknologi pembangunan pra cetak adalah terkait biaya yang lebih mahal.

"Kami belum berencana menggunakan teknologi itu, tetapi kami tidak menutup kemungkinan ke arah sana," ujarnya.

Selain masalah biaya, Olivia menyebutkan, adopsi teknologi itu berarti dibutuhkan pelatihan khusus kepada tim pembangunan proyek karena sistem yang berbeda.

"Untuk itu, kami hitung biaya dan keuntungannya jika ingin menggunakan teknologi tersebut," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper