Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Sabun Handmade, Wanginya Cuan dari Produk Alami

Bisnis sabun handmade atau rumahan bisa menjadi alternatif bisnis modal kecil, tetapi bisa memberikan potensi cuan yang memuaskan, tetapi pelaku bisnis sektor itu harus rajin edukasi masyarakat agar pasar sabun alternatif itu bisa makin luas.

Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis sabun handmade atau rumahan bisa menjadi pilihan bagi ibu rumah tangga atau yang tertarik mencari pendapatan sampingan.  Memang seberapa menarik pasar produk sabun handmade?

Potensi pasar dari bisnis sabun handmade bisa terlihat dari kisah dua pengusahanya, yakni Alvin Nurhadi dan Nabila Al Bathaty.

Alvin menceritakan, dirinya adalah salah satu orang yang tidak cocok menggunakan sabun pabrikan.

“Kulit saya gatal-gatal kalau menggunakan sabun pabrikan. Dari situ, saya belajar untuk membuat sabun sendiri,” ceritanya kepada Bisnis pada Senin (21/10/2019).

Begitu juga dengan Nabila, kulitnya bisa dibilang sangat mudah kering, bersisik, dan lecet. Hal itu makin menjadi-jadi ketika dirinya pindah tempat tinggal.

“Saya pun mencoba sabun alami dengan bahan dasar susu dari teman. Hasilnya, sabun itu memberikan rasa nyaman di kulit,” ujarnya.

Dari masalah pribadi itu, Alvin dan Nabila menjajal bisnis sabun handmade hingga saat ini.

Modal Bisnis Sabun Handmade

Modal bisnis sabun handmade bisa dibilang murah karena tidak membutuhkan tempat untuk berjualan. Alhasil, modal tempat usaha bisa dihilangkan sehingga yang perlu dipersiapkan tinggal peralatan dan bahan.

Nabila yang memiliki produk AQILA Handmade Soap mengaku hanya menggelontorkan modal Rp500.000 untuk bisnis sabunnya tersebut.

Eks dosen itu memang tertarik mencari kegiatan untuk mengisi waktu dan menambah pendapatan. Nah, permasalahan pribadi yang dialaminya itu membuat dia membaca literatur tentang membuat sabun handmade.

“Setelah bisa membuat untuk diri sendiri, saya pun terpikirkan, kenapa enggak dijual juga. Nah, medium penjualan yang saya gunakan adalah lewat media sosial, “ ujarnya.

Di sisi lain, Alvin yang punya masalah dengan sabun pabrikan juga membuat produk sabun alternatif itu dengan merek Adara Natural Bodysoap pada 1,5 tahun yang lalu.

Dia mengaku menggelontorkan modal sekitar Rp4 juta untuk membeli beragam peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan.

“Bisnis sabun handmade ini mirip-mirip dengan bisnis makanan. Bisa dibuat di dapur tanpa modal besar. Paling penting adalah berani belajar membuat sabunnya. Kalau sudah bisa, nanti akan muncul semangat untuk memasarkan produk yang dibuat sendiri tersebut,” ujarnya.

Alvin menceritakan untuk mengawali bisnisnya dia hanya menyiapkan ruangan yang cukup luas dengan sirkulasi udara yang baik. Modal Rp4 juta itu pun digunakan untuk membeli peralatan dan bahan-bahan yang tidak sulit didapatkan.

Beberapa peralatan yang diperlukan antara lain, hand mixer, mangkuk stainless steel, teko ukur tahan panas, termometer digital, timbangan, cetakan untuk sabun, alat untuk memotong, sarung tangan, dan kacamata. 

Lalu, bahan dasar komposisi sabun hand made antara lain, soda api dan beragam jenis minyak seperti, minyak kelapa, zaitun, nabati, dan esensial. Komposisi bahan dasar ini pun disesuaikan dengan jenis sabun yang mau dibuat

Prospek Cuan Bisnis Sabun Handmade

Bisnis sabun handmade bisa dibilang memiliki biaya operasional yang tergolong rendah. Rata-rata biaya operasional sabun handmade berkisar antara 30% sampai 40% dari total omzet.

Alvin mengklaim, rata-rata pendapatannya senilai Rp10 juta sampai Rp12 juta per bulan, sedangkan rata-rata biaya operasional sekitar Rp4 juta per bulan. Artinya, Alvin bisa mendapatkan laba bersih sekitar Rp6 juta sampai Rp8 juta per bulan

“Dengan skala bisnis rumahan, pendapatan itu dinilai sudah cukup bagus,” ujarnya.

Berbeda dengan Alvin, Nabila mengaku bisa mencatatkan pendapatan per bulan antara Rp13 juta sampai Rp20 juta per bulan. Lalu, biaya operasionalnya sekitar Rp5 juta sampai Rp6 juta per bulan sudah termasuk dengan upah satu pegawai. Jadi, rata-rata keuntungannya berkisar Rp8 juta sampai Rp14 juta per bulan.

Dibalik gambaran keuntungan yang mencapai belasan juta per bulan itu, para pemilik bisnis sabun handmade ini memiliki tantangan yang sama.

Alvin mengatakan modal bisnis sabun handmade bukan sekadar uang, tetapi juga harus sabar. Pasalnya, kesadaran masyarakat dengan produk alternatif seperti sabun handmade masih sangat rendah.

“Saya pun harus melakukan edukasi untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan sabun handmade,” ujarnya.

Senada dengan Alvin, Nabila mengatakan pola pikir masyarakat Indonesia memang belum terbiasa dengan produksi sabun rumahan.

“Banyak masyarakat yang belum paham alasan harga sabun rumahan bisa lebih mahal ketimbang sabun pabrikan. Akhirnya, saya berjualan sambil melakukan edukasi secara berulang-ulang,” ujarnya.

Di sini, Nabila menilai pengusaha itu harus tahu apa yang sendang menjadi tren di masyarakat. Seorang pengusaha harus terus belajar demi memperkuat branding, target pasar, dan mematok harga jual.

Perbedaan Sabun Rumahan dengan Pabrikan

Para pemilik sabun handmade pun mengutarakan kelebihan produknya ketimbang sabun pabrikan. Pembeda  utamanya adalah komposisi kimia dalam sabun pabrikan yang tidak akan ditemukan di sabun rumahan.

Sabun pabrikan dinilai terbuat dari bahan kimia murah dan berbahaya seperti, sodium lauryl sulfate (SLS) dan sodium laureth sulfate (SLES).

Kedua komposisi itu memang bisa memproduksi busa dan mengangkat kotoran serta minyak secara langsung. Namun, bahan kimia itu bisa membuat kulit menjadi kering dan berpotensi iritasi. Kandungan minyak nabati dalam sabun pabrikan juga sangat sedikit dan cenderung tidak ramah lingkungan karena kandungan kimianya tersebut.  

Di sisi lain, sabun rumahan diklaim lebih ampuh melembabkan kulit karena ada kandungan glycerin alami yang terbentuk dari proses saponifikasi alami.

Belum lagi handmade soap disebut mengandung pengawet dan antiseptik alami dari bahan dasar minyak kelapa. Selain itu, busa yang dihasilkan juga tidak berlebihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ahmad Rifai
Editor : Surya Rianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper