Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BUMN yang Jadi Favorit dan Dijauhi Asing Sepanjang 2019

Saham BUMN mencatatkan penjualan oleh investor asing cukup besar sepanjang tahun ini. Ada 13 dari total 19 emiten BUMN yang mencatatkan penjualan asing. Siapa saja mereka?

Bisnis.com, JAKARTA - Saham BUMN mencatatkan penjualan oleh investor asing cukup besar sepanjang tahun ini. Dari 19 BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 13 emiten mencatatkan aksi jual bersih oleh investor asing. 

Tiga emiten bank BUMN mencatatkan posisi aksi jual bersih investor asing terbesar sepanjang tahun ini [year to date sejak 12/11/2019]. Ketiga emiten itu antara lain, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 

Bank Negara Indonesia berada di posisi puncak dengan nilai aksi jual asing Rp3,87 triliun sepanjang tahun berjalan. Total perputaran uang di saham emiten berkode BBNI itu senilai Rp44,8 triliun dengan total frekuensi 957.233 kali. 

Kinerja BBNI memang sempat disoroti karena mencatatkan perlambatan. Sampai kuartal III/2019, BNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 4,7% menjadi Rp11,97 triliun dibandingkan dengan Rp11,43 triliun pada kuartal III/2018. 

Persentase pertumbuhan itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba bersih perseroan pada kuartal ketiga tahun lalu yang mencapai 12,6%.  Harga saham BBNI pun merosot sekitar 13,63% menjadi RP7.600 per saham sepanjang tahun berjalan ini. 

Posisi kedua ditempati oleh Bank Mandiri. Emiten berkode BMRI itu mencatatkan aksi jual bersih asing terbesar kedua senilai Rp3,47 triliun. Sepanjang tahun berjalan ini, perputaran uang di BMRI sudah mencapai Rp86,8 triliun dengan volume frekuensi transaksi mencapai 1,27 juta kali. 

Salah satu isu terhangat terkait Bank Mandiri adalah pergantian direktur utama setelah Kartika Wirjoatmodjo ditarik menjadi wakil menteri BUMN oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. 

Senada dengan BBNI, kinerja Bank Mandiri pada kuartal ketiga juga tengah mengalami perlambatan. Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 7,08% menjadi Rp20,25 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. 

Pertumbuhan itu lebih rendah ketimbang kuartal ketiga tahun lalu yang naik hingga 20,05% menjadi Rp18,09 triliun.

Net Sell Asing di Saham BUMN 
EmitenNet Sell Asing ytd (Rp miliar)Harga saham (Penutupan 12/11/2019)%ytd

BNI

3.8707.600-13,63
Bank Mandiri3.4707.025-4,74
BTN1.9001.875-26,18
Semen Indonesia1.37012.65010
Bukit Asam1.3302.620-39,06
Jasa Marga1.0704.99016,58
PP751,241.530-15,23
BRI807,834.0009,28
Waskita193,621.460-13,09
Timah163,258056,62
Adhi98,851.200-24,29
Kimia Farma88,632.300-11,53
Indofarma5,881.000-84,61

Namun, penurunan harga saham BMRI tidak sedalam BBNI. Sepanjang tahun ini, harga saham Bank Mandiri baru turun4,74% menjadi Rp7.025 per saham. 

Bank Tabungan Negara (BTN) menemani BBNI dan BMRI sebagai saham emiten BUMN yang sedang dijauhi asing. 

Sepanjang tahun berjalan, emiten berkode BBTN itu mencatatkan aksi jual bersih investor asing senilai Rp1,9 triliun. Total transaksi saham BBTN mencapai Rp13,4 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 771.127 kali.  Harga saham BBTN pun sudah merosot 26,18% menjadi Rp1.875 per saham sepanjang tahun ini. 

Dari sisi kinerja, BTN masih melakukan penelaahan terbatas untuk hasil kuartal ketiga. Jika melihat kinerja kuartal kedua, BTN mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 8,45% menjadi Rp1,3 triliun. 

Tiga saham BUMN yang Paling Disukai Asing

Jika BBNI, BMRI, dan BBTN adalah saham BUMN yang sedang dijauhi asing, tiga emiten BUMN ini justru yang paling disukai asing. 

Pertama, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menjadi favorit pertama asing setelah mencatatkan aksi beli bersih asing senilai Rp3,15 triliun. Total nilai transaksi emiten berkode TLKM itu senilai Rp88,3 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,67 juta kali. 

Harga saham TLKM pun sudah melejit 11,46% menjadi Rp4.180 per saham sepanjang tahun ini. 

Di sisi lain, kinerja TLKM memang tengah menanjak. Pada kuartal III/2019, Telkom mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 15,64% menjadi Rp16,45 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. 

Sebelumnya, Telkom mencatatkan penurunan laba bersih 26,16% pada kuartal III/2018. 

Net Buy Asing di Saham BUMN
EmitenNet Buy Asing ytd (Rp miliar)Harga saham saat ini (Penutupan perdagangan (12/11/2019)%ytd
Krakatau Steel12,09322-19,9
Aneka Tambang888207,18
Garuda Indonesia93,3556087,91
PGN786,792.010-5,18
Wika1.2601.90014,8
Telkom3.1504.18011,46

Selain TLKM, PT Wijaya Karya juga cukup disukai asing dengan catatan aksi jual bersih investor asing senilai Rp1,26 triliun. Total nilai transaksi di saham itu sepanjang tahun ini senilai Rp10,7 triliun dengan total frekuensi sebanyak 680.546 kali.

Harga saham WIKA sepanjang tahun berjalan ini pun sudah naik 14,8% menjadi Rp1.900 per saham. 

Dari sisi kinerja, peforma WIKA memang lagi menanjak tinggi. Sampai kuartal III/2019. emiten BUMN karya itu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 57,18% menjadi Rp1,35 triliun. Persentase pertumbuhan itu jauh lebih besar ketimbang kuartal ketiga tahun lalu yang tumbuh 20,66% . 

Saham BUMN ketiga yang diminat asing adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk., meskipun sempat ada polemik terkait rencana penyesuaian harga gas industri, secara akumulatif sejak awal tahun, aksi beli bersih asing mencapai Rp786,79 miliar. 

Total nilai transaksi saham emiten berkode PGAS itu mencapai Rp26,4 triliun dengan frekuensi transaksi 1,22 juta kali. 

Sayangnya, geliat asing beli saham BUMN gas itu tidak selaras dengan nasib harga sahamnya yang turun 5,18% sepanjang tahun ini menjadi Rp2.010 per saham. 

Begitu pula dengan kinerja PGAS pada kuartal ketiga, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 47,15% menjadi US$129,1 juta dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Padahal, pada kuartal ketiga 2018, perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 59,92%. 

Meskipun begitu, perolehan laba bersih PGAS pada kuartal III/2019 masih lebih besar ketimbang kuartal III/2017. 

Nah, melihat saham BUMN yang dijauhi dan diminati investor asing, kamu pilih ikut arah mereka atau mengambil jalan yang sebaliknya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ahmad Rifai
Editor : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper