Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GoTo Siap Go Public, Pecahkan Rekor IPO?

Jika rencana IPO GoTo di bursa Indonesia terealisasi, nilainya digadang-gadang menjadi salah satu yang terbesar. Siapa saja emiten dengan nilai go public tertinggi di Indonesia sampai saat ini?

Bisnis.com, JAKARTA — Go public GoTo, entitas baru hasil merger Gojek dan Tokopedia, diyakini bakal bernilai jumbo sejalan dengan besarnya valuasi perusahaan tersebut. Berapa nilai Initial Public Offering (IPO) terbesar yang pernah tercatat di bursa Indonesia?

Setelah memberikan "kisi-kisi" tentang perkawinan mereka setidaknya sejak 2 bulan terakhir, Gojek dan Tokopedia akhirnya mengumumkan merger ke publik pada Senin (17/5/2021). Merger ini menggabungkan dua ekosistem perusahaan teknologi besar di Indonesia, yang mencakup e-commerce, layanan on-demand, dan layanan keuangan.

Dalam keterangan resminya, GoTo yang memiliki layanan kurir luas dan penetrasi yang dalam akan membantu mempercepat realisasi layanan pengantaran e-commerce hari yang sama di seluruh Indonesia. Selain itu, juga meningkatkan pengalaman layanan finansial para pelanggan, pengemudi, dan merchant mereka.

Presiden GoTo Patrick Cao mengatakan perusahaan itu akan berkontribusi terhadap lebih dari 2 persen PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan penghasilan yang lebih besar seiring dengan ekspansi yang dilakukan dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

"Kami tak sabar menghadapi bab berikut perjalanan kami dan sama-sama mengejar inovasi sebagai katalis pertumbuhan yang inklusif," tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, Selasa (18/5), CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengungkapkan GoTo bakal dual listing alias tercatat di dua bursa saham sekaligus.

"Prioritas kami bisa melantai di bursa Indonesia, dual listing, semoga bisa diwujudkan pada tahun ini," ujarnya.

Bursa Indonesia tetap menjadi pilihan karena Tokopedia lahir dan besar di Indonesia. Namun, kapan tepatnya aksi korporasi ini digelar, berapa persen saham yang dilepas, dan berapa nilai total IPO GoTo masih belum disampaikan.

CEO Gojek Kevin Aluwi kemudian mengatakan bahwa saat ini, pihaknya masih mempersiapkan diri secara internal dan meminta publik untuk sabar menunggu.

"Kita tunggu tanggal mainnya, kami akan beri detail dalam waktu dekat, masih banyak yang harus digodok internal. Tapi, ini ambisi kami yang diharapkan bisa segera terpenuhi," ungkapnya.

Sebelum kabar mengenai merger berembus dan bahkan terwujud, rencana go public memang sudah jauh lebih dulu disampaikan oleh masing-masing perusahaan rintisan tersebut. Masing-masing perusahaan juga telah menyatakan niatan melakukan dual listing.

Dengan valuasi yang disebut-sebut setidaknya mencapai US$18 miliar, maka nilai perusahaan ketika IPO pun menjadi pertanyaan. Nilainya digadang-gadang bakal memecahkan rekor IPO terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selama ini, nilai IPO terbesar di Indonesia masih dipegang oleh PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), dengan Rp12,23 triliun. Perusahaan yang kini dipimpin oleh Garibaldi Thohir alias Boy Thohir itu bergerak di sektor pertambangan dan melantai di bursa pada 2008.

Dilihat dari sisi sektoral, pertambangan menyumbang jumlah emiten terbanyak di daftar nilai IPO tertinggi hingga saat ini.

Kemudian, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) berada di posisi kedua dengan nilai sekitar separuh dari ADRO, yakni Rp6,29 triliun. Perusahaan konsumer milik Keluarga Salim itu tercatat go public pada 2010.

Dalam daftar sepuluh besar, ada pula perusahaan pelat merah atau yang terafiliasi dengan BUMN. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. masing-masing berada di peringkat 6, 8, dan 10.

Pada 2011, Garuda Indonesia (GIAA) IPO dengan nilai Rp4,75 triliun. Sementara itu, BRI (BBRI) dan Jasa Marga (JSMR) masing-masing senilai Rp4,16 triliun serta Rp3,16 triliun.

Sementara itu, PT Waskita Beton Precast Tbk. yang merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk., berada di ranking ketiga dengan Rp5,6 triliun. Emiten konstruksi ini listing pada 2016.

Namun, nilai IPO jumbo tak menjamin pergerakan saham emiten terkait selalu berada di zona hijau. Kinerja perusahaan tetap menjadi dasar utama dalam pergerakan harga saham.

Bagaimana dengan GoTo nantinya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper