Saat menjelang Asian Games 2018, Stadion Utama ini pun direnovasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR) sejak Agustus 2016 dan diresmikan pada 14 Januari 2018 dengan memakan biaya sebesar Rp770 miliar. Sebelumnya, menjelang Piala Asia 2007, stadion ini sempat direnovasi dan mengurangi kapasitas penonton stadion dari 120.000 menjadi 88.083 orang. Kini setelah dilakukan renovasi kedua kapasitas penonton pun kembali dikurangi menjadi 78.127 orang.
Stadion utama GBK sudah dilengkapi sertifikat sebagai stadion bintang lima dari Union of European Football Associations (UEFA). Stadion ini juga dilengkapi dengan athletic track yang sudah diberi sertifika dari International Association of Athletics Federations (IAAF).
Stadion berstandar Fédération Internationale de Football Association (FIFA) ini juga memiliki sistem keamanan yang canggih dan terhubung dengan ruang kontrol. Gedung olahraga ini juga dilengkapi dengan kamera CCTV 7k yang memiliki kemampuan mengenali wajah siapa saja yang tertangkap kamera saat berada di sana juga dapat menganilasi perilakukan seseorang.
Untuk area VVIP yang biasanya digunakan untuk Presiden dan tamu penting lainnya saat menonton pertandingan dilengkapi dengan kaca anti peluru yang yang mampu menahan tembakan peluru sniper AW 10 dengan kaliber 7,62. Dan pastinya ada, pintu masuk dengan bentuk putar—seperti saat mau naik kereta commuter line—yang hanya dapat masuk dengan kartu akses.
Saat kondisi darurat stadion ini dapat dikosongkan dalam kurun waktu 15 menit. Guna memudahkan proses evakuasi, ada automatic exit gate yang sudah tersedia di beberapa titik.
Saat menonton pertandingan, para penonton dapat duduk di kursi single flip up (kursi lipat) yang dapat menahan beban berat badan hingga 250 kilogram. Selain itu disediakan juga 200 kursi khusus bagi penonton difabel.
Tidak hanya itu, kini stadion utama GBK juga memiliki sistem pencahayaan 3.500 lux atau tiga kali lipat lebih terang dari pencahayaan sebelumnya. Stadion ini juga dilengkapi dengan sistem LED lighthing system, sehingga memungkinkan konsumsi listrik yang lebih hemat hingga 50% dari lampu konvensional.
Salah satunya, arena velodrome ini akan digunakan untuk pertandingan cabang olahraga balap sepeda mulai 26 Agustus—30 Agustus 2018.
Stadion ini sebenarnya sudah ada sejak 1973 tetapi kemudian dihancurkan dan dibangun kembali 2016.
Jakarta International Velodrome berdiri di area seluas sekitar 9,5 hektare. Di dalamnya terdapat jalur untuk pertandingan balap sepeda sepanjang 250 meter dengan lebar 7 meter dengan material yang terbuat dari kayu siberia yang langsung didatangkan dari Jerman.
Jakarta Internasional Velodrome dirancang oleh Arsitek dari Cox Architects berkolaborasi dengan BKM Indonesia. Pembangunannya dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya dan menghabiskan dana sebesar Rp665 miliar.
Stadion ini sudah memiliki kualitas dan berstandar internasional, di mana stadion ini sudah mengantongi sertifikat kategori satu standar internasional dari Union Cycliste Internationale (UCI).
Secara konsep, Jakarta Internasional Velodrome juga mengusung konsep eco stadium yang ramah lingkungan karena pada siang hari gedung olahraga ini tidak membutuhkan cahaya lampu.
Selain velodrome, jauh-jauh hari, Inasgoc juga telah memastikan kesiapan Aquatic Stadium, Kolam Renang dengan Standardisasi Internasional. Arena di Kompleks Gelora Bung Karno ini merupakan salah satu venue yang akan digunakan untuk perhelatan pesta olahraga terbesar se-Asia untuk cabang olahraga Aquatic.
Setelah direnovasi, Aquatic Stadium memiliki 4 kolam renang berstandar internasional dengan konsep semi indoor. Kolam utama dengan ukuran 50 m x 25 m x 3 m dengan 8 baris, kolam polo air dengan kedalaman 3 m, kolam selam indah dengan ukuran 21 m x 25 m x 5 m, kolam renang untuk pemanasan yang berada di lantai dasar dengan ukuran 20 m x 50 m dengan kedalaman 1,4 m hingga 2 m.
Aquatic Stadium juga sudah mendapat sertifikat dari Federasi Renang Internasional (FINA) di China.
Pihak FINA meminta agar suhu kolam renang dijaga antara 25—28 derajat Celcius. Jadi untuk pertama kali di Indonesia, desain venue dibuat semi terbuka dengan filterisasi air yang bisa menjaga suhu kolam. Kolam renang di Akuatik GBK juga merupakan tipe fast pool yang dinilai menguntungkan para atlet saat bertanding.
Aquatic Stadium memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menampung official team dan juga penonton, 7.830 kursi disediakan dalam Aquatic Stadium dengan 800 kursi teleskopik. Selain itu Aquatic Stadium memiliki beberapa fasilitas penunjang, seperti sistem sky pool, sistem penyaringan UV 24 jam, panel sel surya, sistem CCTV 4k untuk keamanan.
Di Palembang, ada pula arena Jakabaring Bowling Center satu-satunya venue di Palembang yang dibangun dari nol dengan waktu pengerjaan selama satu tahun dan rampung pada November 2017. Jakabaring Bowling Center memiliki luas bangunan sekitar 4.200 meter persegi yang berdiri kokoh di atas lahan seluas 2,8 hektare. Bowling center ini memiliki 40 lintasan bowling, yaitu jumlah yang jauh lebih banyak dari rata-rata bowling center lainnya yang hanya memiliki 20—30 lintasan bowling. Kapasitas yang dimiliki untuk penonton yang ingin menyaksikan cabang olahraga bowling ini mencapai 600 orang yang ditempatkan di lantai dua.
Sementara itu, Jakabaring Sport City juga dilengkapi hunian untuk atlet sehingga mereka tak perlu keluar kawasan seusai bertanding. Berdasarkan catatan Pemprov Sumsel, terdapat tiga hunian yang nantinya akan digunakan atlet serta official Asian Games.
Ketiga hunian tersebut, yakni rusunawa dengan total 320 kamar. Selanjutnya atlhete village existing dengan total 369 kamar dan yang teranyar adalah rusunami Centra Land yang dibangun Perumnas dengan total 387 kamar.
Tak tanggung-tanggung, dalam kawasan tersebut Pemprov telah merencanakan untuk menyediakan pusat ritel seperti tempat penukaran uang, kantor pos, laundry hingga salon dan toko bunga untuk keperluan atlet. Adapula fasilitas leisure seperti games station, billiard, hingga pusat refleksi.
Kota Palembang terbelah dua oleh Sungai Musi, yakni kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Selama ini akses yang menghubungkan kedua kawasan itu adalah Jembatan Ampera. JSC sendiri berada di Seberang Ulu Kota Palembang.
Seiring perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk di kedua kawasan, kemacetan kerapkali terjadi hampir saban hari di atas jembatan yang juga ikon kota pempek tersebut.
Oleh karena itu, saat itu, pemerintah terus menggenjot pembangunan dua jembatan baru untuk menjadi solusi kemacetan dan menjadi infrastruktur pendukung Asian Games. Jembatan Musi IV dipastikan bisa beroperasi pada Juli 2018 meski belum rampung 100% untuk menyambut perhelatan akbar olahraga Asian Games 2018 di Kota Palembang.
Lebih lanjut, meski Jakarta mempersiapkan sarana demi sukses menjadi tuan rumah Asian Games, pembangunan infrastruktur transportasi, terutama transportasi massal pun tetap berjalan. Di antaranya adalah moda transportasi moda raya terpadu atau mass rapid transit (MRT) dan juga light rail transit (LRT). Kendati memasuki era baru, kedua moda baru ini baru bisa dinikmati pada 2019.