Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTSN, Goyangan Saham Perakit Smartphone dari Batam

PTSN sempat menghebohkan pasar setelah muncul rumor bakal bekerja sama dengan Pegatron, perakit Iphone. Namun, ternyata kerja sama PTSN dengan Pegatron terkait perakitan smarthome. Ini cerita tentang PT Sat Nusapersada Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sat Nusapersada Tbk. menjadi perhatian publik sejak akhir 2018 setelah harga sahamnya melambung tinggi. Isu Pegatron, perusahaan perakit Iphone, bakal ke Batam menjadi penyebabnya.

Dari catatan Bisnis.com, isu Pegatron bakal ekspansi ke Indonesia muncul dari omongan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto pada 13 Desember 2018.

Kala itu, Airlangga mengatakan, Pegatron akan masuk dengan menggandeng Sat Nusapersada. Menurutnya, perakit iPhone masuk ke Indonesia karena beberapa hal, pertama, karena ekonomi domestik cukup kuat dan kedua, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, sehingga investor membutuhkan negara yang memiliki fundamental yang cukup kuat seperti Indonesia.

"Tahap pertama sekitar US$1 miliar. Kita tunggu saja sampai mereka masukkan ke BKPM," ungkapnya.

Namun, ucapan dari Airlangga itu sempat dipersepsikan kalau Sat Nusapersada bakal menjadi perakit Iphone. Hal itu diperkuat oleh tensi perang dagang AS-China yang tidak kunjung surut.

Apalagi, beberapa tahun terakhir, perseroan bekerja sama dengan Xiaomi dan Asus untuk perakitan smartphone.

Harga saham emiten berkode PTSN itu pun melambung tinggi sejak awal Desember 2018. Dari level Rp488 per saham pada 3 Desember 2018, harga saham perakit smartphone Asus itu melejit 307% menjadi Rp1.990 per saham pada 28 Desember 2018.

Pasca 28 Desember 2018, harga saham PTSN mulai turun secara perlahan. Puncaknya, pada 3 Januari 2019, setelah secara resmi perseroan mengumumkan kerja sama dengan Pegatron.

Ternyata, rencana kerja sama PTSN dengan Pegatron tidak terkait Iphone melainkan produk smarthome. Adapun produk smarthome yang dirakit oleh perseroan meliputi gatewayrouter, modem, smart speakerInternet Protocol Camera (IP Cam), dan sebagainya.

PTSN, Goyangan Saham Perakit Smartphone dari Batam

Direktur Utama PTSN Abidin Fan mengungkapkan sejauh ini, kerja sama kedua perusahaan belum menyinggung perakitan smartphone dari Apple Inc itu.

 “Sementara ini bukan smartphone, tapi smarthome,” ujarnya dalam public exposeinsidentil di kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Batam, Kamis (3/1/2019).

Harga saham PTSN pun langsung anjlok 24,87% menjadi Rp1.465 per saham dalam sehari pada 3 Januari 2019.

Kilas Balik

Di balik kehebohan PTSN, perusahaan perakitan barang elektronik itu memiliki sejarah cukup panjang. Perseroan telah berdiri sejak 1990 dengan memiliki tenaga 22 karyawan.

PTSN bergerak ekspansif dengan mendirikan departement  Surface Mount Technology (SMT) dan Auto Insert (AIM) yang mampu menangani penyisipan IC mikro, jumper wire, Axial, dan Radial pada 1996.

Perseroan memutuskan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 November 2007. Kala itu, perseroan menawarkan harga saham perdana senilai Rp580 per saham.

Pasca menjadi perusahaan terbuka, PTSN langsung melakukan aksi akuisisi PT SM Engineering, perusahaan pengepresan logam, dan membeli aset bisnis PT Sat Nusapersada Brother dengan total nilai Rp64 miliar.

Setahun berselang, PTSN kembali melakukan akuisisi 100% saham Sat Nusa (Putian) Electronics Co. Ltd. senilai Rp57 miliar. Pada 2008 itu, perseroan juga merampungka pembangunan pabrik ke-10.

Pada 2010, PTSN justru memutuskan divestasi 100% saham Sat Nusa Electronics kepada investor asal China bernama Li Jinfu. Perseroan menjual Sat Nusa Electronics itu senilai Rp43,86 miliar.

Selang tiga tahun, perseroan membentuk anak usaha baru PT SNI Internasional dengan modal dasar Rp10 miliar dan modal disetor penuh Rp5 miliar.

Sampai kuartal III/2018, kinerja perseroan melejit drastis. Dari segi pendapatan tumbuh 261,48% menjadi US$233,48 juta dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya.

Lalu, dari sisi laba bersih melejit 1.252% menjadi US$10,59 juta dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya.

Lonjakan kinerja itu didukung dari pendapatan industri Asus Global Pte., Ltd., senilai US$156,86 juta. Pada kuartal III/2017, perseroan belum memiliki pendapatan industri dari Asus tersebut.

Lalu, perseroan juga mendapatkan kenaikan pendapatan jasa perakitan dari PT Erajaya Swasembada Tbk. sebesar 185,63%. Selain itu, perseroan juga mendapatkan tambahan pendapatan jasa perakitan dari PT Asus Technology Indonesia senilai US$4,36 juta.

Pada penutupan perdagangan Senin (7/1), harga saham PTSN mencatatkan penurunan sebesar 1,83% menjadi Rp1.610 per saham dengan kapitalisasi pasar senilai Rp2,85 triliun dan Price to earning ratio (PER) 319,33 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ahmad Rifai
Editor : Surya Rianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper