Bisnis.com, JAKARTA -- Temasek mencatat keuntungan besar dari aksi jual-beli perusahaan di Indonesia. Belum lagi, perusahaan pelat merah Singapura itu mendapatkan untung dari memiliki sebagian saham Telkomsel.
Perusahaan investasi Negeri Singa itu telah menjual dua perusahaan Indonesia yakni, PT Indosat Tbk., dan PT Bank Danamon Tbk. Dari penjualan kedua perusahaan itu, Temasek mencatat keuntungan triliunan rupiah.
Pada kasus Indosat, Temasek membeli perusahaan telekomunikasi itu melalui Singapore Technologies Telemedia (STT) senilai US$630 juta atau setara Rp5,62 triliun dengan kurs rupiah saat itu.
Kala itu, STT memenangkan tender divestasi saham Indosat oleh pemerintah sebanyak 41,84%.
Sebelumnya, pemerintah telah melepas kepemilikan sahamnya di Indosat sebesar 8,1%. Dari aksi itu, pemerintah meraup dana segar Rp1,1 triliun.
Namun, transaksi pemerintah dengan STT menjadi heboh karena dianggap menjual Indosat dengan harga murah. Emiten berkode ISAT itu disebut memiliki harga wajar sekitar US$1,3 miliar.
Apalagi, setelah melihat fakta Temasek menjual Indosat ke Qatar Telecom (Qtel) senilai US$1,8 miliar atau Rp16,8 triliun pada 2008. Nilai itu melonjak tinggi sebesar 198,93% dibandingkan ketika Temasek membelinya dari pemerintah Indonesia.
Aksi Temasek Jual Bank Danamon
Temasek kembali mendulang berkah ketika menjual Bank Danamon kepada Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. Perusahaan Singapura itu mencatatkan untung berkali-kali lipat dari harga belinya.
Pada 2003, Temasek menjadi pemegang saham Bank Danamon melalui Asia Financial. Anak usaha Temasek itu membeli 51% saham Bank Danamon senilai Rp3,08 triliun dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Asia Financial pun terus menambah kepemilikan sahamnya di Bank Danamon secara langsung maupun tidak langsung. Kepemilikan anak usaha Temasek itu meningkat hingga mencapai 73,8% di Bank Danamon.
Nah, jika menghitung keuntungan dari harga beli dan jual tanpa memperhitungkan tambahan modal, peningkatan kepemilikan saham, dan hasil dividen yang didapat, perusahaan Singapura itu untung besar.
Temasek menjual 40% saham Bank Danamon senilai Rp33,05 triliun kepada MUFG. Nilai itu hampir 10 kali lipat dari harga beli pada 2003.
Nantinya, MUFG masih akan melakukan pembelian sisa saham Bank Danamon dari Temasek.
Sisa saham milik Asia Financial di Bank Danamon sebanyak 33,83%. Apabila dengan asumsi harga pembelian pada tahap kedua sebesar Rp8.921 per lembar, sisa dana yang akan dikucurkan MUFG sebesar Rp34,2 triliun.
Dengan perkiraan tersebut, total dana yang digelontorkan MUFG untuk mengakuisisi Bank Danamon paling sedikit sekitar Rp67,25 triliun. Dengan nilai itu, Temasek Holdings, melalui Asia Financial, menangguk untung besar.
Selain kedua perusahaan itu, Temasek masih memiliki satu perusahaan di Indonesia yakni, PT Telekomunikasi Seluler alias Telkomsel.
Temasek memiliki Telkomsel melalui Singtel Mobile sejak 2001. Kala itu, Singtel akuisisi saham Telkomsel milik KPN Netherlands dan PT Setdco Megacell Asia (Setdco).
Pada 2002, Singtel menambah kepemilikan saham di Telkomsel menjadi sebesar 35%. Perusahaan telekomunikasi negeri singa itu masih memiliki saham Telkomsel hingga saat ini.