Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jual Saham Bank Permata, Ini Keuntungan Stanchart

Rencana Standard Chartered Bank Menjual Bank Permata sudah di depan mata. Kira-kira SCB bisa dapat untung berapa besar dari aksi penjualan tersebut ya?

Bisnis.com, JAKARTA -- Standard Chartered disebut-sebut sudah semakin dekat untuk menjual PT Bank Permata Tbk. Kira-kira seberapa besar untung bank asal Inggris itu jika menjual bank berkode emiten BNLI tersebut?

Direktur PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, harga saham Bank Permata berada di bawah harga rata-rata akuisisi yang terjadi beberapa waktu terakhir. Beberapa bank yang diakuisisi kerap mendapatkan penawaran harga hingga dua kali nilai buku.

"Ini tidak lepas dari kinerja Bank Permata yang sempat terkendala kredit macet," ujarnya.

Hans menilai, Standard Chartered Bank (SCB) tidak akan mendapatkan untung jika menjual dengan harga 1,5 kali sampai 2 kali dari nilai buku. Pasalnya, selama 15 tahun menjadi pemegang saham BNLI, SCB sudah menggelontorkan kurang lebih Rp9 triliun secara bertahap untuk akuisisi saham maupun setoran modal tambahan lewat rights issue.

"Kalau hitung compund annual growth rate (CAGR), berarti SCB cuma mendapatkan keuntungan sekitar 3,6% dari penjualan Bank Permata," ujarnya.

Persentase keuntungan 3,6% bisa dibilang sangat keci. Nilai itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan imbal hasil surat utang pemerintah yang sekitar 6% - 8%.

Namun, angka itu tidak mutlak karena SCB menggelontorkan dana kepada Bank Permata bersama PT Astra International Tbk. selaku pemegang saham pengendali.

Adapun, kondisi SCB sangat berbeda dengan TPG Nusantara Sari ketika melepas PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk kepada Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan Summit Global Capital Management BV. Kala itu, TPG mengantongi dana Rp21,1 triliun atau untung 10 kali lipat selama 7 tahun kepemilikan.

Alasan SCB melepas Bank Permata pun bukan mencari keuntungan, tetapi mengurangi beban untuk mengejar pertumbuhan konsolidasi.

Group Chief Executive SCB Bill Winters mengatakan, aset di sejumlah negara seperti, Indonesia, harus dilego untuk mengejar rasio laba atas ekuitas berwujud sekitar 10% pada 2021.

Dengan begitu, SCB mungkin merasa sudah cukup mendapatkan cuan 3,6% dan meninggalkan Bank Permata dengan senyuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Surya Rianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper