Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Kelanjutan Nasib Lapangan Abadi, Blok Masela

Shell Indonesia masih membantah rencana pelepasan kepemilikan saham di Lapangan Abadi, Blok Masela. Perusahaan itu mengaku masih melanjutkan proses rencana pengembangan di sana bersama Inpex.

Bisnis.com, JAKARTA -- Lapangan Abadi, Blok Masela, menjadi obrolan hangat setelah muncul isu Royal Dutch Shell berencana melepas kepemilikan sahamnya di sana. Meskipun begitu, Shell Indonesia memastika pihaknya masih terus bekerja sama untuk revisi plan of development atau POD blok di Laut Arafuru tersebut.

Isu pelepasan 35% saham milik Shell di Masela mencuat setelah muncul berita di Reuters pada Jumat (03/05) kalau Shell menjual saham Lapangan Abadi karena ingin membayar proyek BG Grup yang didapatkannya pada 2015.

Total nilai yang harus dibayarkan oleh Shell untuk membeli BG Group senilai US$54 miliar.

Nah, perusahaan Inggris-Belanda itu disebut berharap mendapatkan dana segar senilai US$1 miliar dari penjualan kepemilikan saham di Masela.

Konon, keputusan penjualan Lapangan Abadi muncul setelah Shell memutuskan keluar dari proyek LNG Baltik bersama Gazprom, perusahaan asal Rusia.

Namun, pernyataan berbeda diungkapkan pihak Shell Indonesia.

Secara umum, General Manager Relasi Eksternal SHell Indonesia Rhea Sianipar mengatakan, pihaknya tidak berkomentar terkait rumor atau spekulasi pelepasan saham partisipasi di Masela.

"Kami tetap fokus bersama Inpex untuk memberikan rencana pembangunan proyek Abadi," ujarnya kepada Bisnis pada Minggu (5/5).

Saat ini, Shell dan Inpex memang tengah membahas revisi proposal rencana pengembangan proyek Abadi. Revisi itu ditargetkan bisa rampung pada tahun ini.

Proyek Abadi pun diprediksi tidak akan beroperasi hingga 2026.

Sebelumnya, konstruksi Proyek Abadi diprediksi bisa dimulai pada 2018. Sayangnya, target itu harus molor setelah ada instruksi dari pemerintah untuk memindahkan fasilitas pengeboran dari lepas pantai menjadi ke darat.

Ketua SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pemerintah dan operator di Masela belum menyetujui iaya proyek.

"Pemerintah juga belum menyetujui rencana pengembangan yang sudah direvisi," ujarnya.

Pada Preliminary Front End Engineering Design (Pre-FEED) Lapangan Abadi di Masela itu, Inpex selaku operator mencatatkan kapasitas tahunan sebesar 9,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper