Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ERAA, Pedagang Gawai yang Tengah Limbung

Kinerja saham maupun keuangan Erajaya tengah anjlok sepanjang tahun berjalan ini. Apakah ada peluang emiten penjaja ponsel itu bisa bangkit?

Bisnis.com, JAKARTA - PT Erajaya Swasembada Tbk. menjadi perbincangan setelah harga sahamnya sempat merosot hingga 47,5% sepanjang tahun berjalan ini. Sampai perdagangan Senin (20/05/2019), harga saham ERAA terus melanjutkan penurunan sebesar 3,32% menjadi Rp1.020 per saham. Ada apa dengan saham ini?

ERAA sempat meraup lonjakan laba bersih sebesar 147% pada 2018. Sayangnya, kinerja luar biasa itu tidak berlanjut pada tahun ini, setelah sepanjang kuartal pertama tahun mencatatkan penurunan laba bersih 73,88% menjadi Rp56,53 miliar.

Beberapa penyebab turunnya laba bersih perseroan sepanjang kuartal pertama tahun ini adalah penurunan bisnis utama yakni, penjualan ponsel dan tablet sebesar 20,23% menjadi Rp5,52 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Lini bisnis itu berkontribusi sebesar 77,45% terhadap total penjualan perseroan.

Penyebab lainnya, penjualan produk anyar ERAA tidak sesuai dengan ekspektasi.

Namun, bagaimana perjalanan bisnis ERAA sejak didirikan?

Perseroan yang dirintis oleh Budiarto Halim bersama kakak iparnya, Ardy Hardy Wijaya, pada tahun 1992, ternyata dimulai dari sebuah ruko kecil berukuran 7 X 5 meter di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Erajaya awalnya adalah toko yang menjajakan ponsel merek Motorola, Siemens, dan Sony.Produk yang dijual itu berasal dari tempat Budiarto bekerja yakni, PT Elektrindo Nusantara.

Tidak puas hanya menjadi kepanjangan dari tempatnya bekerja, Budiarto lantas memutuskan untuk terjun sebagai distributor ponsel Nokia. Inilah momen saat toko tersebut memiliki badan hukum dengan nama PT Erajaya Swasembada tahun 1996.

Awalnya bisnis ini dijalankan oleh Ardy karena Budiarto punya karir di perusahaan lain. Namun sosok yang sempat menjabat CEO PT KIA Mobil Indonesia ini lantas mulai terlibat aktif mengurus operasional ERAA 2005.

Akhirnya tekad bulat diambil, Budiarto memutuskan keluar dari pekerjaan dan fokus mengembangkan bisnisnya. Erajaya sukses menjelma sebagai distributor ponsel raksasa di Indonesia.

Sejumlah merek ternama seperti Samsung, Apple, Xiaomi, Oppo Vivo, hingga Huawei ada di genggaman.

Erajaya resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 920 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp1.000 pada 14 Desember 2011. Di tahun yang sama, perseroan juga melakukan akuisisi terhadap distributor telepon selular Teletama ARtha Mandiri (TAM).

Aksi akuisi TAM berbuah manis lantaran ERAA meraup profit sebesar 300% pada tahun 2012. Pencapaian gemilang tersebut membuat Budiarto diganjar penghargaan Ernst and Young Indonesian Entrepreneur Of The Year 2012.

Tidak berpuas diri, Erajaya terus melakukan ekspansi seperti saat mereka mencaplok jaringan reseller produk Apple iBox dengan mahar US$18 juta lewat anak perusahaan PT Data Citra Mandiri (DCM).

Perseroan kembali melakukan gebrakan pada tahun 2015. Erajaya pada bulan April mengakuisisi Axioo International Indonesia (AXIOO) dengan menguasai 51% sahamnya dengan nilai Rp5,1 miliar.

Setelahnya, di tahun ini perseroan tercatat melakukan sejumlah usaha patungan. Antara lain mendirikan Era International Network Pte. Ltd., Era International Network Sdn. Bhd., PT Satera Management Indonesia, dan PT AmTrust Mobile Solutions Indonesia, join venture dengan Amtrust Mobile Solutions Singapore Pte. Ltd..

Manuver gemiling dilakukan ERAA saat meneken kerja sama untuk memproduksi perangkat Xiaomi di Indonesia tahun 2017. Pasalnya, penjualan ponsel pintar asal China tersebut mencapai Rp2,6 triliun dan meningkat menjadi Rp11 triliun pada 2018.

Sepanjang periode awal 2018, perseroan mendapatkan kucuran pinjaman dari Bank CTBC Indonesia senilai Rp250 miliar dan dari BCA senilai Rp1,47 triliun. Dana rencananya digunakan untuk penambahan gerai.

Apakah saham dan kinerja ERAA bisa bangkit pada tahun ini?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ahmad Rifai
Editor : Surya Rianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper