Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yuan Melemah, Investor Siap Angkat Kaki dari China

Mimpi China bisa menggaet investor tampaknya bakal sekedar harapan setelah investor enggan masuk ke Negeri Panda akibat pelemahan yuan yang terlalu dalam.

Bisnis.com, JAKARTA -- Target China bisa menyerap dana asing senilai US$200 miliar ke pasar modal bakal sulit. Tantangan utamanya adalah pelemahan yuan hingga 2,52% dalam sebulan terakhir akibat memanasnya tensi perang dagang.

China berekspektasi tahun ini sangat menjanjikan bagi pasar modalnya. Apalagi, data ekonomi awal tahun yang cukup baik serta peluang dari revitalisasi jalur sutra.

Sayangnya, eskalasi ketegangan dagang dengan Amerika Serikat mengubah semua mimpi China tersebut.

Alih-alih aksi beli saham, pasar modal China malah anjlok. Yuan pun jatuh ke level yang dianggap berbahaya dan bisa menciptakan volatilitas pasar yang sulit dilakukan lindung nilai.

Bagi investor asing, depresiasi nilai tukar yuan menjadi salah satu alasan terkini yang menyebabkan aset berdenominasi yuan menjadi tidak menarik.

Data yang dikumpulkan oleh ChinaBond menunjukkan investor asing telah melakukan penjualan saham yang terdaftar di mainland China pada laju yang tercepat, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan yang masuk.

China Bond estimasi dana mengalir ke pasar modal rata-rata per bulan bisa lebih rendah menjadi 6,8 miliar yuan dibandingkan dengan rata-rata pada tahun lalu yang senilai 44,4 miliar yuan.

Nader Naeimi yang berbasis di Sydney mulai menjual ekuitas China sejak April 2019.

Dia mengaku tidak akan kembali berinvestasi di China sampai dana ekonominya membaik secara signifikan atau pemerintah Xi Jinping mengumumkan stimulus fiskal yang besar.

"Masih ada opsi lain untuk berinvestasi di luar China. Saya sudah 2 tahun berturut-turut melihat kondisi ini, di mana awalnya penjualan cukup baik, tetapi selanjutnya malah rugi besar-besaran," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg pada Selasa (21/5/2019).

Menurut Naemi yang mengawasi dana sebesar US$1 miliar di AMP Capital Investors Ltd. Australia, para investor asing tengah mengamati kembali kekalahan pasar tahun lalu.

Volatilitas pada tahun ini makin menggerus minat investor untuk berinvestasi di China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper