Pandemi Covid-19 Tak Surutkan Derasnya Arus Investasi ke Batam

Kenaikan investasi pada tahun lalu merupakan angka pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Tren ini pun masih berlanjut hingga awal tahun ini dengan realisasi investasi mencapai US$388,5 juta.

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 tak membuat para investor menghentikan niatnya untuk berinvestasi di Batam. Hingga kuartal pertama 2020, penanaman modal di kawasan ini terus meningkat dan melanjutkan tren pertumbuhan positif dalam 5 tahun terakhir.

Badan Pengusahaan (BP) Batam mencatat sejak 2016 hingga 2020, perkembangan realisasi investasi memperlihatkan tren positif dengan angka pertumbuhan dua digit. Bahkan, pada 2019, realisasi investasi di Batam melonjak 31,23% secara tahunan menjadi US$750,7 juta.

Kenaikan investasi pada tahun lalu merupakan angka pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Tren ini pun masih berlanjut hingga awal tahun ini dengan realisasi investasi mencapai US$388,5 juta. Dengan kata lain, sekitar 50% dari capaian pada tahun lalu sudah dicapai dalam 3 bulan pertama tahun ini.

Muhammad Rudi, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, mengatakan bahwa dengan hasil tersebut, Batam masih menjadi salah satu daerah tujuan utama para investor untuk menanamkan modal. Hal ini juga mencerminkan kepercayaan yang tinggi dari para investor terhadap iklim investasi di Batam.

“Selama masa pandemi ini, kami informasikan bahwa industri di kota Batam tidak mengalami lockdown sehingga kegiatan masih berjalan normal meskipun kami menerapkan dan mengawasi sistem protokol kesehatan di masing-masing perusahaan di Batam,” katanya saat menjadi pembicara dalam web seminar (webinar) yang diselenggarakan oleh Singapore Business Federation (SBF) serta KADIN Komite Singapura, pada Selasa (7/7/2020).

Penyelenggaraan webinar tersebut bertujuan untuk menginformasikan perkembangan investasi dan peluang investasi Batam ke depan, serta perkembangan pandemic Covid-19 di kawasan ini.

Hingga Mei 2020, jumlah perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang memiliki izin Angka Pengenal Impor Produsen (API-P) dan Ijin Usaha Kawasan yang tercatat di BP Batam adalah 1.309 perusahaan dengan total pekerja 169.265 karyawan.

Kehadiran para investor ini, lanjutnya, memberikan dampak positif bagi masyarakat di Batam, terutama dalam hal pengadaan lapangan kerja yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

“Dari 1.309 perusahaan tersebut, investor domestik masih menjadi pemain utama dengan 772 perusahaan, sedangkan investor asing dengan 537 perusahaan,” paparnya.

Dia menambahkan, dari 10 negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Batam, Singapura masih mendominasi di posisi pertama, serta disusul oleh Hongkong, Malaysia, Australia, dan Prancis.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar RI untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya—yang juga turut menjadi pembicara dalam webinar tersebut—mengatakan bahwa negara-negara di Asia merupakan kawasan yang diincar untuk peningkatan produktivitas manufaktur.

“Dengan dukungan SDM dan SDA yang dimiliki, Indonesia berkontribusi 40% pasar di Asia,” paparnya.

Berdasarkan penelitian Morgan Stanley, lanjutnya, Indonesia termasuk dalam kelompok kedua pada percepatan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 setelah China. Dia menambahkan, dengan keadaan politik yang stabil dan letak geografis yang sangat menguntungkan, Batam dinilai sangat ideal untuk pengembangan industri manufaktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper