Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memimpin sendiri pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pembiayaan Investasi yang bernama Indonesia Investment Authority (INA).
Kepala Negara menargetkan lembaga yang dipimpin oleh Ridha DW Wirakusumah, itu mampu menghimpun dana segar sebesar US$10 miliar. Melengkapi modal yang diberikan negara sebesar US$5 miliar. Dana ini diutamakan untuk proyek-proyek infrastruktur di dalam negeri seperti jalan, pelabuhan hingga bandara.
"Perkiraan saya, INA bisa meraup dana sebesar US$10 miliar baik dari dalam negeri maupun luar negeri dalam waktu 6 bulan. Dalam 2 tahun, US$200 miliar," ujar Presiden saat berbincang dengan pimpinan media, Rabu (17/2/2021).
Selain Ridha, jajaran SWF Indonesia terdiri dari Wakil Ketua Dewan Direktur Arief Budiman, Stefanus Ade Hadiwidjaja sebagai Direktur Investasi, Marita Alisjahbana sebagai Direktur Risiko, dan Eddy Porwanto Poo sebagai Direktur Keuangan.
“Saya perlu menegaskan Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority yang disingkat INA ini mempunyai posisi yang sangat strategis dalam percepatan pembangunan yang berkelanjutan,” papar Jokowi saat pelantikan.
Sementara itu dalam pengantarnya, Ridha Wirakusumah menetapkan tiga rencana tata kelola Indonesia Investment Authority (INA). Ridha mengatakan bahwa mengemban amanah sebagai Ketua Dewan Direksi merupakan tugas mulia. Akan tetapi, penunjukan ini tidak ringan.
“Memang visi dan misi SWF itu luar biasa luasnya dan yang pertama yang ingin saya tekankan adalah kami ingin menciptakan sebuah iklim investasi sehingga para investor bisa masuk ke Indonesia dengan lebih nyaman dan lebih yakin,” kata Ridha dalam keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Dia menyebut iklim investasi yang sehat akan menarik minat dan partisipasi investor untuk bersama-sama membangun Indonesia. Meskipun demikian dia menekankan bahwa lembaga ini ditujukan untuk mencari modal bukan dana pinjaman.