Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan Elon Musk mengganti logo Twitter dan mengubah namanya menjadi X berujung malapetaka. Langkah ini bikin valuasi merek Twitter mengalami penurunan signifikan.

“Meski transisi [perubahan identitas dan logo] memang membuka peluang baru, namun hal ini juga menempatkan risiko bagi Twitter untuk kehilangan apa yang membuat mereka dicintai pengguna global,” terang Robert Haigh, Direktur Strategi dan Keberlanjutan Brand Finance dalam keterangan yang diterima Bisnis.

Kini, nilai merek Twitter sebagai media sosial "hanya" ada di kisaran yang sama dengan Snapchat. Mereka juga makin tertinggal dari nama besar lain macam Tiktok, Facebook dan Instagram.

Ini bukan merupakan kali pertama Twitter turun derajat. Awal tahun ini, laporan Fidelity Investments juga menggarisbawahi bila nilai Twitter sudah rontok drastis bila dibandingkan harga akuisisi yang dikucurkan Elon Musk.

Mengganti nama bahkan logo perusahaan sebenarnya bukan hal yang langka. Sebelumnya, raksasa teknologi lain seperti Google hingga Facebook telah melakukan hal yang sama. Hanya saja, perubahan yang mereka lakukan memang cenderung tak seradikal apa yang ditempuh Elon Musk.

Elon Musk, di sisi lain, menyatakan bahwa alasannya mengubah nama Twitter, kini menjadi X memiliki dasar.

Menurutnya, ada banyak fitur dan kebijakan baru yang memang membuat Twitter tidak layak lagi disebut Twitter. Seperti perubahan batasan karakter dalam unggahan, durasi video, hingga model beriklan yang baru.