Bisnis.com, JAKARTA - Setelah kenaikan yang stabil selama dua tahun, harga biji kakao meroket pada awal 2024, dengan kontrak berjangka meningkat lebih dari dua kali lipat dalam tiga bulan hingga mencapai level dua kali lebih tinggi dari rekor sebelumnya pada Maret 2024.
Imbasnya, hampir pasti harga coklat akan lebih mahal, dan mungkin disajikan dalam porsi lebih kecil. Bahkan jika harga turun dari harga saat ini, kemungkinan besar harga akan tetap tinggi pada tahun-tahun mendatang.
Harga kakao berjangka di New York dan London kini lebih mahal dibandingkan nilai nominalnya dalam dolar, melonjak melampaui nilai tertinggi yang pernah terjadi pada tahun 1977 ketika dunia kembali menghadapi kekurangan kakao.
Kontrak berjangka yang diperdagangkan di New York mencapai rekor intraday sebesar US$11.722 per metrik ton pada 19 April, sementara biji kopi London mencapai puncaknya di atas 9.000 poundsterling per ton (sekitar US$11.000). Pada minggu-minggu berikutnya, harga turun hampir sepertiganya.
Sebelum reli ini, sebagian besar kontrak berjangka New York tetap berada di bawah US$3.500 sejak 1980-an.
Dilansir Bloomberg, Jumat (17/5/2024), krisis pasokan yang mencapai rekor tertinggi telah mendorong lonjakan ini, dan dunia diperkirakan akan mengalami defisit pada tahun ketiga.
Menurut Organisasi Kakao Internasional, produksi diperkirakan akan turun dari permintaan pada 2024 sebesar 374.000 ton, sementara produsen Barry Callebaut memperkirakan kesenjangan sekitar 500.000 ton, setara dengan sekitar sepersepuluh dari pasar global.
Rekor kekurangan kakao yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut dapat menjelaskan tren harga yang umumnya lebih tinggi, dan beberapa pedagang dan analis mengatakan harga bisa naik di atas US$15.000 per ton sebelum akhir tahun.
Pihak lain melihat potensi kenaikan yang lebih besar. Pedagang minyak Pierre Andurand, yang memperkirakan kenaikan harga kakao pada awal Maret, melihat harga kakao dapat menembus US$20.000 per ton.
Harga yang lebih tinggi merupakan hal yang baik dalam jangka panjang bagi petani, yang telah lama menerima upah rendah. Namun, sejauh ini, para petani di negara-negara produsen terbesar di dunia juga merupakan pihak yang kehilangan keuntungan penuh dari reli ini.
Hal ini karena pemerintah Pantai Gading dan Ghana menetapkan harga kakao berdasarkan penjualan tahun sebelumnya. Meskipun pemerintah Pantai Gading dan Ghana menaikkan harga pada awal April sebesar 50% ke tingkat sekitar US$2.500 per ton selama sisa musim 2023-2024, para petani di sana masih memperoleh penghasilan lebih rendah dibandingkan rekan-rekan mereka di pasar yang sudah diliberalisasi di negara-negara seperti Brasil, Ekuador, Kamerun, dan Nigeria.