Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga kopi belum juga reda sepanjang tahun ini, dengan perkembangan terbaru badai di Vietnam mengancam musim panen tahun ini. Sebelumnya, cuaca kering ekstrem di Brasil telah melonjakkan harga robusta yang biasanya menjadi varietas termurah, ke titik yang lebih tinggi daripada arabika.
Asosiasi kopi Vietnam memperkirakan produksi untuk musim 2024-2025 hanya akan mencapai 27 juta kantong, meleset dari perkiraan Departemen Pertanian AS sebesar 28 juta ton.
Analis komoditas meramalkan bahwa kondisi koreksi harga kopi tampaknya akan memakan waktu sedikit lebih lama. Sejumlah pedagang kopi percaya bahwa 2024-2025 bisa jadi merupakan tahun keempat berturut-turut defisit Robusta di Vietnam, di mana produksinya bisa menjadi yang terendah dalam 13 tahun terakhir.
Baca Juga : Sinyal Harga Kopi Makin Pahit |
---|
Harga kopi juga telah melonjak di Brasil karena gagal panen di Vietnam mendorong banyak negara mengandalkannya sebagai sumber impor.
Tahun ini, dari 28 Desember 2023 hingga 14 Oktober 2024, indeks CEPEA/ESALQ untuk kopi arabika tipe 6, yang dikirim ke kota São Paulo, naik 50%.
"Pembeli internasional mencari produk Brasil karena masalah di Vietnam dan mengenai aliran kopi ke Eropa. Selain itu, kesulitan logistik dalam transportasi laut telah memperkuat permintaan untuk kopi Brasil," tulis Margarete Boteon dan Piracicaba, analis Cepea yang berbasis di Brasil.