Bisnis.com, JAKARTA -- Empat bank jumbo di Tanah Air yakni BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI telah mengumumkan kinerja 2024. BBRI membukukan laba bersih paling besar, sementara BBCA menjadi bank dengan pertumbuhan laba bersih paling besar.
Mengutip laporan keuangan masing-masing bank, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. meraih laba bersih Rp60,15 triliun, tumbuh 0,09% secara tahunan (year on year/YoY). BBRI atau BRI mempertahankan posisinya sebagai bank paling cuan di Tanah Air.
Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif dan tetap berfokus pada UMKM.
“Resiliensi atau ketangguhan kinerja keuangan BRI sepanjang tahun 2024 dicapai di tengah tantangan ekonomi global yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik serta tantangan likuiditas bagi industri perbankan,” katanya dalam paparan kinerja keuangan BRI 2024 secara daring, Rabu (12/2/2025).
Dia melanjutkan, kredit yang disalurkan BRI tercatat sebesar Rp1.355 triliun, tumbuh 6,97% secara tahunan.
Sunarso menjelaskan bahwa pembiayaan terhadap UMKM mencapai 82% dari total kredit yang diberikan. Pembiayaan segmen lainnya juga tercatat tumbuh positif. “Dari total Rp1.355 triliun, sebesar Rp1.110 triliun disalurkan kepada UMKM,” sambungnya.
Posisi kedua sebagai bank dengan laba terbesar ditempati oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang meraup laba bersih Rp55,78 triliun, naik 1,31% YoY.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan perseroan tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah.
"Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5% secara YoY menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir tahun 2024," ujarnya dalam paparan kinerja pada Rabu (5/2/2025).
Selanjutnya ada PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang meraup laba bersih Rp54,83 triliun, naik 12,74% YoY. Selain sebagai bank swasta paling moncer, laba BBCA juga tumbuh paling tinggi dibandingkan bank jumbo lainnya.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kinerja pada 2024 sejalan dengan penyaluran kredit yang senilai Rp922 triliun atau tumbuh 13,8% (YoY).
"BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif," katanya dalam paparan kinerja keuangan 2024 secara virtual, Kamis (23/1/2025).
Jahja menambahkan pembiayaan perseroan pada 2024 ditopang oleh kredit korporasi dengan segmen pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 15,7% (YoY) menjadi Rp426,8 triliun.
Kredit komersial naik 8,9% (YoY) hingga mencapai Rp137,9 triliun. Sementara itu, segmen UKM tumbuh 14,8% (YoY) menjadi Rp123,8 triliun, selagi segmen konsumer naik 12,4% YoY menjadi Rp223,7 triliun.
Pertumbuhan segmen konsumer ini didorong oleh KKB yang naik 14,8% hingga mencapai Rp65,3 triliun dan KPR yang tumbuh 11,2% (YoY) menjadi Rp135 triliun.
Dari sisi pendanaan, total BCA menghimpun dana murah atau CASA yang berkontribusi sekitar 82% dari total dana pihak ketiga (DPK), tumbuh 4,4% hingga mencapai Rp924 triliun.
Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) meraup laba bersih senilai Rp20,46 triliun, naik 2,65% YoY.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital yang berdampak pada kenaikan nilai tabungan sebesar 11%, dari Rp232 triliun pada 2023 menjadi Rp258 triliun pada 2024.
“Kemampuan BNI menjaga pertumbuhan tabungan di tengah tantangan likuiditas mencerminkan daya saing perusahaan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik domestik maupun global,” katanya dalam paparan kinerja 2024 secara virtual, Rabu (22/1/2025).
Secara total, himpunan DPK BNI turun sebesar 0,6% menjadi Rp805,51 triliun sepanjang 2024. Giro tampak turun 11,51% menjadi Rp305,73 triliun, meskipun deposito naik 3,85% menjadi Rp242,23 triliun
Aset bank pelat merah ini pun naik 3,95% YoY menjadi Rp1.124,80 triliun dibanding periode akhir 2023. BNI juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp775,87 triliun, meningkat 11,62% YoY per Desember 2024.
------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.