Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unilever Terganjal Aral di Negara Berkembang

Unilever Plc. mengocok ulang posisi CEO setelah laju pemulihan kinerja tidak secepat yang diharapkan, terutama di negara-negara berkembang.

Bisnis.com, JAKARTA — Pergantian CEO Unilever Plc. yang mengejutkan pasar baru-baru ini, salah satunya didorong perlambatan pemulihan kinerja grup, khususnya di negara berkembang.

Mulai 1 Maret 2025, Fernando Fernandez yang sebelumnya menjabat CFO Unilever, akan mulai menggantikan Hein Schumacher di kursi CEO.

Perlambatan kinerja di sejumlah negara berkembang seperti China dan Indonesia, menjadi aral yang menahan laju pemulihan raksasa konsumer global itu.

Di Indonesia, misalnya, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) pada 2024 mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 8,99% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp35,14 triliun dari posisi Rp38,61 triliun pada tahun sebelumnya.

Melemahnya penjualan UNVR disebabkan oleh segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh yang terkoreksi sebesar 10,83% YoY menjadi Rp22,42 triliun. Adapun, segmen makanan dan minuman berkontribusi sebesar Rp12,71 triliun, turun 5,56% YoY.

Sementara itu, laba usaha UNVR sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp4,41 triliun. Jumlah ini menurun hingga 29,69% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp6,27 triliun.

Setelah diakumulasikan, laba Unilever anjlok 29,83% menjadi Rp3,36 triliun dari Rp4,8 triliun pada 2023. Penurunan ini juga tercermin dalam EBITDA yang menyusut 26,83% menjadi Rp5,29 triliun dibandingkan Rp7,23 triliun pada periode sebelumnya.

"Rangkaian hasil terakhir menunjukkan bahwa pemulihan agak terhenti, dengan arahan yang lemah dan pertumbuhan penjualan kemungkinan hanya membaik saat perusahaan meneruskan biaya komoditas yang lebih tinggi," kata Chris Beckett, kepala penelitian ekuitas di Quilter Cheviot.

Fernando Fernandez ditunjuk sebagai CEO setelah 37 tahun pengalaman di perusahaan global itu, mengampu berbagai divisi dan cabang regional.

Penunjukkannya menjadi sinyal jelas bahwa pemegang saham Unilever menginginkan perusahaan itu untuk bergerak lebih cepat menggenjot pemulihan kinerja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper