Bisnis.com, JAKARTA — Pemangkasan suku bunga acuan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) periode 15—16 Juli 2025 menjadi katalis bagi saham-saham properti, terutama yang memiliki valuasi menarik alias ‘murah’.
Seperti diketahui, otoritas moneter di Tanah Air kembali memangkas suku bunga acuan alias BI Rate sebesar 25 basis poin ke level 5,25% pada pekan lalu.
BI sendiri telah memangkas suku bunga acuan sebanyak dua kali pada semester I/2025, tepatnya pada RDG periode Januari dan Mei, masing-masing sebesar 25 bps, dari 6,00% ke level 5,50
Lantas, saham-saham properti mana saja yang menarik atau masuk kategori 'murah' untuk diakumulasi di tengah tren menurunnya suku bunga acuan?
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (2/7/2025) malam, dari 89 emiten dalam sub-industri real estate management & development, sebanyak 18 saham masuk dalam kategori tersebut.
Harga saham sederet emiten properti itu memiliki rasio price to book value (PBV) di bawah satu kali, sekaligus mempunyai rasio price to earning ratio (PE) di bawah 10 kali.
Sebagai catatan, rasio PBV dan PE kerap kali digunakan untuk menilai murah atau tidaknya sebuah saham. Umumnya, nilai PE di bawah 10 kali dan PBV di bawah satu kali dijadikan acuan sederhana untuk menilai sebuah saham tergolong murah atau terdiskon.
Berdasarkan pertimbangan itu, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) masuk dalam daftar saham properti ‘murah’ dengan PBV sebesar 0,14 kali dan PE 1,69 kali. Selanjutnya ada PT Megapolitan Developments Tbk. (EMDE) dan PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) dengan PBV masing-masing sebesar 0,15 kali dan 0,19 kali serta PE sebesar 0,59 kali dan 3,06 kali.
PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dan PT Intiland Development Tbk. (DILD) juga masuk dalam daftar tersebut, di samping sederet emiten properti besar seperti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA).
Selain itu, ada pula pengembang kawasan terpadu, termasuk kawasan industri, seperti PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) dan PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS).
Sebagai pembanding, secara sektoral rasio PBV untuk sub-industri real estate management & development berdasarkan data Bloomberg berada pada level 2,42 kali dan PE sebesar 27,79 kali.
Kinerja Saham Properti Bervaluasi Murah
Kinerja mayoritas emiten properti bervaluasi menarik itu pun tampaknya masih dalam tren memerah bila ditilik untuk periode sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YtD). Bahkan sejumlah emiten itu masih menjadi pemberat bagi kinerja IDX Sector Property.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (22/7/2025), IDX Sector Property masih terkoreksi 1,51%.
Sejumlah emiten properti bervaluasi 'murah' dalam daftar di atas pun berkontribusi bagi kinerja ‘merah’ indeks sektoral untuk periode tahun berjalan.
SMRA berada di posisi pertama dalam daftar top laggards atau saham berkinerja terburuk dengan kontribusi ke IDX Sector Property sebesar 97,58% dan koreksi harga sebesar 18,90% YtD.
BSDE menyusul dengan koreksi harga saham sebesar 15,34% YtD dan bobot kepada indeks sektoral mencapai 95,71%. LPKR berada pada peringkat ketiga dengan penurunan harga saham sebesar 18,63% YtD dan sumbangsih kepada penyusutan indeks hingga 59,19%.
Kemudian ada PWON pada posisi keempat dan DILD pada posisi kesembilan. Harga saham kedua emiten properti itu telah susut masing-masing 8,89% YtD dan 21,60% YtD dengan bobot sebesar 55,96% dan 14,79% terhadap penurunan indeks.
Sebaliknya, dalam daftar 10 besar emiten properti yang berkontribusi pada peningkatan IDX Sector Property alias top leaders ada juga saham bervaluasi murah yakni DMAS. Emiten properti yang dikenal sebagai pengembang Kota Deltamas itu berkontribusi positif bagi indeks sektoral sebesar 21,57%, sejalan dengan peningkatan kinerja saham sekitar 19,73% YtD.
-------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.