Bisnis.com, JAKARTA — Puluhan emiten tidak mengurungkan niat untuk menggelar IPO sepanjang periode berjalan 2021. Siapa yang mampu mencetak kenaikan harga tertinggi sejauh ini?
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis melalui laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), telah ada 26 aktivitas pencatatan atau listing perdana hingga Kamis (29/7/2021).
Minat emiten baru untuk menggelar penawaran umum perdana saham masih terbilang tinggi meski di tengah penyebaran pandemi Covid-19. Memang, data menunjukkan realisasi IPO semester I/2020 lebih tinggi dengan pencatatan 28 perusahaan.
Akan tetapi, capaian sepanjang periode pandemi Covid-19 justru lebih tinggi dibandingkan dengan prapandemi yang tercatat sebanyak 17 emiten baru pada semester I/2019 dan 19 emiten baru pada semester I/2018.
Laporan Firma Ernst & Young (EY) menyebut tren kenaikan jumlah IPO di dunia sepanjang kuartal pertama tahun ini berlanjut di kuartal kedua, bahkan lebih tinggi secara jumlah transaksi dan jumlah dana terhimpun.
Sampai dengan akhir semester I/2021, ada total 1.070 IPO dengan pendapatan yang meningkat sebesar US$222,0 miliar. EY menilai kinerja positif IPO global menjadi sinyal pemulihan ekonomi berjalan dengan baik meskipun lajunya bervariasi di tiap pasar.
Baca Juga : IPO Emiten Komoditas Grup Triputra hingga Rajawali Melawan Demam Teknologi, Siapa Jawaranya? |
---|
Sebagai gambaran, aksi IPO di Amerika berlanjut dengan pesat hingga paruh pertama 2021 dengan total 276 IPO dan dana terhimpun US$93.9 miliar. Sementara itu, aktivitas IPO di Kawasan Asia Pasifik cenderung stabil dengan 471 IPO dan total dana terhimpun US$74,3 miliar.
Adapun, BEI mengantongi 25 perusahaan dalam daftar tunggu IPO per Rabu (28/7/2021). Pipeline Otoritas Bursa diisi oleh mayoritas perusahaan dengan skala menengah dan besar.