Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan mengusung optimisme dengan sejumlah target tinggi seperti, penggalangan dana hingga Rp250 triliun di pasar modal pada tahun ini. Demi mencapai itu, regulator jasa keuangan itu juga bakal membenahi berbagai penghambat aksi korporasi untuk menghimpun dana.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pasar keuangan global belum sepenuhnya kembali normal, tetapi tekanan volatilitasnya tidak akan sebesar tahun lalu.
OJK menargetkan penggalangan dana di pasar modal bisa tembus Rp200 triliun sampai Rp250 triliun. Target itu dipatok dengan perkiraan ada 75 emiten baru yang bakal melantai di bursa pada tahun ini.
OJK akan tetap mendorong pelaku pasar lebih agresif lagi menggalang dana di pasar modal pada tahun ini lewat instrumen seperti, reksa dana penyertaan terbatas, efek beragun aset, dana investasi real estat, dan Dinfra.
Regulator lembaga keuangan itu juga akan mendorong terbitnya instrumen derivatif seperti, Indonesia Government Bond Futures, serta instrumen alternatif seperti, medium term notes dan sukuk wakaf.
Demi memastikan aksi korporasi berjalan baik, OJK bakal membenahi proses bisnis secara internal dengan menggunakan teknologi informasi. Menurutnya, proses fit and proper akan bisa ditekan menjadi hanya 14 hari kerja dari sebelumnya 30 hari kerja.
Pada 2018, penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp166 triliun. Nilai itu lebih rendah dibandingkan dengan 2017 yang senilai Rp255 triliun.
Namun, penurunan penggalangan dana di pasar modal itu dimaklumi seiring dengan naiknya tingkat suku bunga dan yield surat utang.