Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak 7 perusahaan bakal bersaing pada lelang frekuensi 1,4 GHz yang diarahkan untuk internet murah. Pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz punya tambahan tenaga untuk memperluas basis pelanggan dan profitabilitas.
Selain operator seluler seperti PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL), PT Indosat Tbk. (ISAT), ada juga PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Eka Mas Republik, anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan terakhir PT Netciti Persada.
Dengan kata lain, lelang frekuensi 1,4 GHz menjadi persaingan konglomerasi besar dan pemain baru yang berpotensi menjadi kuda hitam. Grup Telkom mengirim dua perwakilan TLKM dan Telkomsel. Begitu juga dengan Grup Sinar Mas melalui EXCL dan anak usaha DSSA.
Konglomerasi itu akan bersaing dengan nama lain seperti WIFI atau Surge yang merupakan perusahaan terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo, adik Presiden Prabowo Subianto; Fadel Muhammad, politisi dan pengusaha; dan Arwin Rasyid; mantan Dirut Telkom dan CIMB Niaga.
Dua lainnya ialah Indosat dan Netciti Persada. Nama pertama mungkin familiar, sementara yang kedua mungkin tidak banyak diketahui. Dalam catatan Bisnis.com, Netciti Persada merupakan perusahaan fiber to the home (FTTH) dan teknologi jaringan broadband berkecepatan tinggi.
Perusahaan ini mengandalkan jaringan serat optik berkualitas tinggi untuk memberikan layanan Quad Play bernama Voice, Video, Data, dan CCTV berbasis broadband tanpa batasan kecepatan maupun kuota.
Harga Lelang Frekuensi 1,4 GHz
Sebagai konteks, lelang frekuensi 1,4 GHz diarahkan untuk meningkatkan akses internet tetap dengan harga terjangkau berbasis broadband wireless access (BWA). Hal itu membuat harga penawaran dasar lelang menjadi salah satu titik vital.
Pada lelang frekuensi ini, Komdigi membagi menjadi 3 regional dan mencakup 15 zona layanan. Setiap regional memiliki harga dasar lelang berbeda-beda.
Informasi yang beredar harga penawaran dasar lelang frekuensi 1,4 GHz dibuka dengan harga Rp230 miliar untuk regional I yang meliputi Pulau Jawa, Papua, dan Maluku.
Jika nilai dasar dibuka pada Rp230 miliar, maka nilai minimal yang diterima negara dari spektrum tersebut adalah Rp690 miliar untuk tahun pertama, dari regional I saja.
Adapun, regional I merupakan regional paling bernilai dibandingkan regional II (Sumatra dan Bali) dan regional III (Kalimantan-Sulawesi). Pasalnya, mayoritas pengguna internet saat ini berada di Pulau Jawa.
Data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) dari 229 juta pengguna internet Indonesia sebanyak 58% berada di Pulau Jawa, Disusul Sumatra (20,5%), Sulawesi (6,46%), Kalimantan (6,05%), Bali dan Nusa Tenggara (5,13%), serta Maluku dan Papua (3,71%).
Pada saat bersamaan, untuk regional II (Sumatra) dikabarkan nilai dasar lelang mencapai Rp40 miliar dan regional III (Sulawesi) nilainya mencapai Rp37 miliar. Dengan nilai tersebut, minimal pada tahun pertama pemerintah mengantongi Rp120 miliar dari Regional II dan Rp81 miliar dari Regional III.
---------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.