Bisnis.com, JAKARTA -- Facebook menjadi penyegar bagi para pengguna media sosial di Indonesia ketika sedang jenuh menggunakan Friendster, media sosial paling populer pada medio 2000-an awal.
Selain Friendster, beberapa media sosial yang digemari lainnya antara lain, Myspace, Liveconnector, sampai Multiply. Sayangnya, Liveconnector mulai ditinggalkan ketika data-datanya bermasalah karena Jakarta dilanda banjir pada medio 2000-an.
Dengan tampilan berwarna biru, Facebook yang mulai digemari di Jakarta pada 2007-an terkesan elegan.
Kala itu, media sosial besutan Mark Zuckerberg mencatat penambahan 200.000 akun baru per harinya di Indonesia. Lalu, pengguna aktifnya bisa mencapai 25 juta orang setiap harinya.
Rata-rata pengguna Facebook menghabiskan 19 menit per hari untuk beraktivitas di media sosial yang tenar dengan nama FB.
Facebook kian digemari setelah meluncurkan fitur chat pada 2008. Fitur pesan instan yang masih tabu kala itu membuat daya tarik FB semakin tinggi.
Pada 2014, pesona FB mulai memudar seiring dengan naik daunnya Twitter, serta kehadiran Instagram dan Path.
Untuk mengantisipasi, FB pun menggaet Instagram untuk berada di bawahnya pada 2012. Entah berhubungan atau tidak, laba FB sempat merosot drastis dari US$1 miliar menjadi US$53 juta bertepatan dengan gabungnya Instagram.
Tak hanya menggaet Instagram, FB juga merangkul pesan instan Whatsapp dan Oculus.
Adapun, kinerja keuangan FB terus melejit hingga saat ini. Padahal, FB sempat mencatatkan rugi US$56 juta pada 2008.
Setahun kemudian, FB sudah meraup untung US$229 juta. Lalu, pada 2018, FB mampu meraup laba US$22,11 miliar dengan kontribusi terbesar dari iklan.
Data Bloomberg Billionaires Index menunjukkan kekayaan Mark Zuckerberg pun melejit menjadi US$65,9 miliar pada 2019. Nilai itu bertambah US$13,8 miliar secara year to date.