Bisnis.com,JAKARTA – Instrumen emas dan saham membukukan imbal hasil yang berbanding terbalik selama setahun penyebaran pandemi Covid-19.
Penyebaran virus corona di Indonesia sejak 2 Maret 2020 sempat membuat pasar modal Indonesia bergerak ke titik terendah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik terendah seiring dengan koreksi saham-saham di dalam negeri.
Koreksi saham-saham unggulan menarik minat investor baru untuk menjajal peruntungan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah investor baru di pasar modal bertambah signifikan hingga muncul istilah generasi corona.
Ketidakpastian kondisi perekonomian dunia akibat penyebaran Covid-19 juga telah menaikkan pamor emas. Instrumen itu dianggap sebagai aset aman atau safe haven sehingga makin banyak dicari oleh investor.
Tingginya permintaan emas sempat membuat harga komoditas itu melambung tinggi baik di pasar spot maupun di dalam negeri. Namun, kondisi itu tidak bertahan lama.
Perkembangan penemuan vaksin Covid-19 memberi harapan terhadap pemulihan ekonomi. Harga emas pun akhirnya mulai rontok dan meninggalkan posisi tertingginya.
Sebaliknya, harga saham sederet emiten yang masih mampu mencetak kinerja cemerlang di tengah penyebaran virus corona kembali ujuk gigi. IHSG mampu rebound dan berlanjut makin kencang jelang pergantian periode 2020.