Bisnis.com, JAKARTA — Ideologi ekonomi partai-partai politik pengusung capres dapat menjadi salah satu acuan untuk mengukur kebijakan ekonomi ke depannya, termasuk soal orientasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi.
Presiden Joko Widodo akhirnya menyampaikan salah satu kriteria presiden penerusnya nanti, yakni dia yang mau melanjutkan 'impian' pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen. Hal itu disampaikan Jokowi dalam wawancara bersama Bloomberg di dekat Bandung, Jawa Barat, pekan lalu.
Menurut Jokowi, selama 10 tahun masa kepemimpinannya, dia telah gencar membangun infrastruktur dan berbagai pembangunan. Hal itu menurutnya dapat menjadi fondasi agar presiden selanjutnya dapat menggenjot perekonomian sehingga produk domestik bruto (PDB) dapat tumbuh di atas 7 persen.
"Jika kita terus konsisten melakukan ini investasi akan terbuka, berbagai industri akan masuk dan membangun di Indonesia. Saya rasa mencapai [pertumbuhan ekonomi] 7 persen tidak akan sulit. Saya memperkirakan itu akan tercapai pada 2027 hingga 2028," ujar Jokowi, dikutip dari Bloomberg.
Platform Bijak Memilih merangkum data dari laporan New Mandala "Mapping the Indonesian Political Spectrum", yang menunjukkan skor ideologi ekonomi sejumlah partai. Skor dari 1 sampai 10 menunjukkan ideologi atau sikap partai tersebut, apakah cenderung pro pasar diregulasi atau pasar bebas.
Ideologi pasar diregulasi berarti partai tersebut cenderung mendukung peran lebih besar dari negara untuk kepentingan kalangan miskin dan kesetaraan ekonomi. Lalu, ideologi pasar bebas cenderung mendukung peran lebih besar sektor swasta, demi kepentingan investor dan pertumbuhan ekonomi.
Skor yang mendekati angka 1 atau lebih kecil menunjukkan bahwa partai tersebut pro pasar diregulasi. Sebaliknya, jika skor lebih mendekati angka 10 atau lebih besar menunjukkan bahwa partai tersebut pro pasar bebas.
