Bisnis, com, JAKARTA — Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD baru saja meluncurkan program Gerakan 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana di Sukoharjo, Jawa Tengah.
“Negara harus hadir membantu keluarga [miskin] agar ada anaknya 1 sarjana dalam keluarga miskin untuk mengubah nasibnya. Semoga menjadi gerakan besar,” ujar Ganjar.
Program ini adalah salah satu dari 21 program unggulan Gerak Cepat Indonesia Unggul milik pasangan Ganjar-Mahfud yang bernilai Rp2.500 triliun selama 5 tahun ke depan (2024-2029).
Adapun, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mencatat ada sebanyak 88,93 juta kepala keluarga, dari total jumlah penduduk Indonesia 277,75 juta jiwa.
Sementara itu, dengan menggunakan indikator Badan Pusat Statistik bahwa rumah tangga miskin di Indonesia itu memiliki rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4,74 (per Maret 2022), maka secara kasar sedikitnya ada 18,76 juta rumah tangga miskin di Indonesia.
Badan Pusat Statistik mencatat persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 9,36%, menurun 0,21% poin terhadap September 2022 dan menurun 0,18% poin terhadap Maret 2022.
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022 dan menurun 0,26 juta orang terhadap Maret 2022.
Garis Kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp550.458,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp408.522,- (74,21 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp141.936,- (25,79 persen).
Pada Maret 2023, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.592.657,-/rumah tangga miskin/bulan.
Pemberantasan kemiskinan sendiri memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dari berbagai sektor masyarakat. Sarjana, dengan pengetahuan dan keterampilannya diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan ini.
Pada sebuah negara, gelar sarjana mempunyai beberapa manfaat, yaitu pertama berkontribusi dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan itu sendiri melalui penelitian.
Fungsi kedua dari gelar sarjana adalah mengembangkan ekonomi lokal melalui identifikasi peluang usaha hingga pengembangan strategi peningkatan mata pencaharian masyarakat dan ketiga peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Fungsi keempat gelar sarjana, yaitu pemberdayaan Masyarakat dengan melibatkan masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan.
Fungsi kelima gelar sarjana, yaitu perumusan kebijakan publik yang mendukung pengentasan kemiskinan dan keenam adalah penciptaan solusi inovatif terhadap peningkatan akses masyarakat miskin terhadap layanan dan peluang.
Fungsi ketujuh dari gelar sarjana, yaitu membangun kemitraan antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan.