Bisnis.com,JAKARTA --Pemerintah menargetkan sektor pariwisata menjadi unggulan dan menyumbang devisa senilai US$20 miliar pada 2019. Untuk mencapai target itu, bakal ada 10 destinasi pariwisata prioritas yang dikembangkan dengan biaya investasi US$20 juta.
Sepuluh destinasi pariwisata prioritas Indonesia antara lain, Pertama, Danau Toba, Sumatra Utara, yang memiliki luas 500 hektar. Pengembangan Danau Toba bakal memakan biaya investasi senilai US$1 juta.
Kedua, Tanjung Kelayang, Bangka Belitung, memiliki luas 1.200 hektar dengan biaya investasi US$1,6 juta. Ketiga, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, memiliki luas 1.000 hektar dengan biaya investasi US$1,5 juta.
Keempat, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, memiliki luas sebesar 500 hektar dan biaya investasi senilai US$1,4 juta. Kelima, Morotai, Maluku, memiliki luas 300 hektar dengan biaya investasi senilai US$3 juta.
Keenam, Tanjung Lesung, Banten, memiliki luas 1.500 hektar dengan biaya investasi US$5 juta. Ketujuh, Kepulauan Seribu dan Kota Tua memiliki luas 1.000 hektar dengan biaya investasi US$1 juta.
Kedelapan, Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, memiliki luas 1.000 hektar dan biaya investasi senilai US$1 juta. Kesembilan, Mandalika, Nusa Tenggara Barat, memiliki luas 1.035 hektar dengan biaya investasi US$3,3 juta.
Kesepuluh, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, memiliki luas 1.000 hektar dengan investasi US$1,2 juta.
Namun, langkah untuk mencapai target himpun devisa US$20 miliar pada 2019 harus dihadapkan berbaga tantangan seperti, bencana alam, koordinasi antarinstansi, dan lainnya.
Arah kebijakan pariwisata nasional yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.50/2011 tentang Riparnas 2010-2025 antara lain, pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan industri pariwisata, pemasaran pariwisata nasional, dan pembangunan kelembagaan pariwisata.