Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memamerkan tingkat pengangguran Indonesia saat ini berada di tingkat terendah sejak krisis moneter pada 1998 atau selama era Reformasi.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Prabowo mengatakan bahwa jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025 sebanyak 153,05 juta orang atau naik 3,67 juta orang dari total Februari 2024.
Dari jumlah tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 sebesar 4,76%, turun 0,06 poin dibanding tahun lalu. Sementara rata-rata upah buruh sebesar Rp3,09 juta atau naik 1,78%.
"Alhamdulillah, hari ini tingkat pengangguran nasional berhasil turun ke level terendah sejak krisis 1998," kata Prabowo dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD, Jumat (15/8/2025).
Penurunan TPT terjadi saat badai pemutusan hubungan kerja (PHK) belum usai. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat angkanya pada Januari-Juni 2025 mencapai 42.385 orang. Jumlah itu meningkat 32,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 32.064 pekerja.
Merujuk Satu Data Kemnaker, korban PHK tertinggi terjadi di Jawa Tengah. Korban PHK di wilayah tersebut mencapai 10.995 orang atau 25% dari total angka PHK secara keseluruhan.
Terbanyak kedua ditempati Jawa Barat sebanyak 9.494 orang, diikuti Banten 4.267 orang, DKI Jakarta 2.821 orang, Jawa Timur 2.246 orang, dan Kalimantan Barat 1.869 orang.
Berdasarkan sektornya, kasus PHK terbanyak terjadi di sektor pengolahan yakni 22.671 orang, diikuti perdagangan besar dan eceran, serta pertambangan dan penggalian.