Bisnis.com, JAKARTA -- Situasi pasar properti yang diharapkan makin membaik, ternyata menunjukkan keadaan sebaliknya. Pasokan apartemen yang melimpah saat ini tidak seimbang dengan jumlah penyerapan.
Ada tambahan sekitar 8.000 unit pada 2017. Jumlah itu meningkat dua kali lipat menjadi 17.000 unit pada 2018. Hasil riset Colliers menunjukkan jumlah pasok tahunan selama 2018 naik sebesar 116% menjadi 17.524 unit.
Di sisi lain, tingkat serapan dinilai masih tetap stagnan, meskipun sudah ada beberapa stimulus yang diberikan. Pelonggaran rasio loan to value (LTV) yang mempengaruhi persentase uang muka beli rumah pertama belum mampu mendongkrak permintaan.
Adapun, jumlah apartemen yag tidak terhuni terlihat dari tingkat hunian yang turun 1,4% sepanjang 2018 dibandingkan dengan 2017.
Jumlah pasokan apartemen diprediksi bisa makin bertambah menjadi 20.150 unit pada 2019. Lalu, jumlah pasokan itu kian meningkat jadi 41.677 unit apartemen pada 2021.
Penyerapan baru diperkirakan baru aktif pada semester II/2019. Penyebabnya, suku bunga kredit yang tinggi seiring kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Aktivitas politik pemilu pada pertengahan 2019 juga menjadi hambatan penyerapan apartemen.