Bank jumbo mencatatkan kinerja apik pada 2023. Keempat bank besar atau KMBI 4 yang terdiri dari BRI, Mandiri, BCA dan BNI kompak mencetak rekor laba tertinggi pada 2023.
Secara total, laba keempat bank jumbo di Tanah Air itu mencapai Rp184,69 triliun pada 2023. Sejalan dengan kinerja itu, keempat bank membagikan dividen jumbo untuk tahun buku 2023.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi bank dengan laba tertinggi pada 2023. Bank pelat merah itu meraup laba bersih senilai Rp60,4 triliun, naik 17,5% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Sejalan dengan kinerja moncer, BBRI membagikan dividen sebesar Rp35,43 triliun atau Rp235 per lembar saham. Keputusan pembagian dividen itu menjadi salah satu hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 1 Maret 2024.
Posisi kedua bank dengan laba terbesar ditempati oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Bank Mandiri menutup tahun 2023 dengan raihan laba Rp55,1 triliun, naik 33,7% YoY.
Bank Mandiri juga memutuskan membagikan dividen untuk tahun buku 2023 senilai Rp33,03 triliun. Jumlah itu setara dengan 60% dari total laba perseroan di mana dividen per saham sebesar Rp353,95.
Bank jumbo dengan laba terbesar ketiga ditempati oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Bank swasta terbesar di Tanah Air ini mencetak laba senilai Rp48,6 triliun, naik 19,4% YoY.
Pemegang saham BCA memutuskan membagikan dividen tunai senilai Rp33,28 triliun untuk tahun buku 2023. Jumlah itu setara dengan 68,4% dari laba bersih di mana per lembar saham mendapat dividen senilai Rp270.
Posisi keempat bank dengan laba terbesar ditempati oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Tidak ingin ketinggalan dengan sesama bank BUMN yakni BBRI dan BMRI ataupun dengan BBCA, BBNI membagikan dividen sebesar Rp10,45 triliun atau setara 50% dari total laba bersih.
Dividen per saham BBNI ialah senilai Rp280,49. Adapun, BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp20,9 triliun, naik14,2% YoY.
Jika ditotal, dividen yang dibagikan BBRI, BMRI, BBCA dan BBNI pada tahun buku 2023 menjadi Rp112,19 triliun. Jumlah itu masih lebih besar dari nilai investasi membangun kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh yang senilai US$7,2 miliar atau Rp110,16 triliun.
--------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.